Hallo bu ibu, bunda bunda... disini
saya mau berbagi pengalaman nih mengenai operasi sc akibat gagal induksi L.. jadi begini
ceritanya..
selang 1 bulan setelah menikah,
alhamdulillah kami diberikan kepercayaan untuk mengandung anak pertama. karena
ini adalah pengalaman baru, kami antusias menjalani masa2 kehamilan pertama
ini. dari mulai beli susu khusus ibu hamil, makanan yang bergizi dan setiap
bulan cek rutin ke dokter SpOG untuk memantau perkembangan janin.
Setiap bulan kami selalu tak sabar
ingin melihat perkembangan janin melalui USG, dan karena kami rutin maka dokter
pun hafal betul perkembangan janinnya, dari mulai perkiraan berat badan, posisi
janin, dll.
Tibalah di bulan ke 9 atau sekitar
37 minggu usia janin. ketika kontrol, saya diberi kabar bahwa berat badan janin
di dalam perut termasuk besar dan sepertinya ukuran panggulku sempit sehingga
khawatir tidak akan bisa melahirkan secara normal, sehingga dokter pun
menyarankan agar saya melahirkan secara sc. saat itu perasaan campur aduk karena
dari awal saya ingin benar2 melahirkan secara normal.
sesampainya dirumah, saya merasa
sedih karena kepikiran ucapan dokter tadi mengenai operasi sc. akhirnya saya
memutuskan untuk mencari second opinion, yaitu pergi ke dokter spog yang lain
di klinik dekat dengan rumah.
ketika diperiksa, dokter spog yang
di klinik ini menyatakan bahwa berat badan janin sekitar 3 kg sehingga cukup
untuk melahirkan secara normal, dan disarankan untuk kontrol lagi sekitar 2
minggu yang akan datang. disitu saya merasa lega karena ada harapan untuk
melahirkan normal.
Selama 2 minggu itu, saya rutin
jalan kaki pagi2 dan olahraga agar persalinan lancar. kemudian setelah 2 minggu
akhirnya saya kontrol lagi ke dokter spog yang di klinik, dan dokter bertanya
apakah ada tanda2 akan melahirkan seperti mulas, kontraksi atau keluar flek?
saya jawab tidak ada. akhirnya dokter memberikan surat rujukan ke rumah sakit
dan menyarankan agar nanti pada tanggal yang sudah ditentukan saya segera ke
IGD rumah sakit dengan membawa rujukan tersebut.
akhirnya waktu yang ditentukan pun
tiba. saya dan suami segera pergi ke rumah sakit dengan membawa segala
peralatan dan langsung menuju IGD. sesampainya di IGD saya kemudian dibawa ke
ruang observasi dan dilakukan tindakan pemeriksaan.
keesokan harinya, saya dilakukan
induksi menggunakan kateter foley, yaitu memasukan kateter dengan balon khusus ke ujung
leher rahim. Balon ini akan diisi air sehingga menekan leher rahim, yang
kemudian akan merangsang pelepasan hormon prostaglandin dalam tubuh. Hal ini
menyebabkan leher rahim melunak dan terbuka. kemudian saya disarankan untuk
berjalan2 agar terjadi kontraksi. semalaman saya tidak bisa tidur karena
merasakan mulas akibat pemasangan induksi.
keesokan harinya, ketika di cek
pembukaan ternyata baru pembukaan 3 sehingga pada pukul 09.00 dilakukan kembali induksi lewat infusan
menggunakan oxytocin. menggunakan induksi ini ternyata lebih mulas dan tidak
ada jeda waktunya. ketika di cek pembukaan, ternyata sampai jam 3 sore baru
sampai pembukaan 6 dan akhirnya pada pukul 19.00 saya menyerah agar induksi
diberhentikan karena kondisi saya sudah lelah, lemas dan kesakitan, dan pasrah
untuk dilakukan operasi sc cyto.
terjadi pro kontra memang pada saat itu.
dari pihak rs menyarankan agar saya tetap dilakukan induksi dan bersabar,
karena pembukaan sudah pembukaan 6. dari beberapa pihak keluarga pun sama
membujuk agar saya tetap dilakukan induksi. namun dengan pembukaan yang tidak
bertambah dan kondisi saya pun sudah lelah dan gelisah akhirnya saya dan suami
tetap pasrah agar dilakukan segera sc cyto.
Jam 10 malam saya dibawa ke ruang
operasi, dan karena kondisi saya sudah gelisah sekali akhirnya dilakukan bius
total, kemudian saya tidak ingat apa2 lagi.
jam 12 malam saya siuman, yang
pertama kali saya rasakan adalah kedinginan dan rasa perih di bagian perut.
subhanallah ternyata begini rasanya operasi sc itu.. memang rasa mulas yang
dahsyat sudah tidak ada, tapi berganti dengan rasa perih bagian perut, karena
mungkin efek dari obat biusnya sudah mulai menghilang.
kemudian dari situ saya dipindahkan
ke ruang rawat inap, dan belum sempat bertemu dengan bayi, karena bayi sudah
lebih dulu dibawa ke ruang bayi terpisah.
yang saya ingat perjuangan buat
sembuhnya yatu, belajar miki mika (miring kiri miring kanan), belajar jalan,
cek luka apakah sudah sembuh atau belum, dengan cara di bersihkan dengan
alkohol dan dipencet2 kalau2 masih ada nanah atau darah yang keluar. ngilu2
gimana gitu... dan ketika luka nya sudah mulai mengering, rasa gatal tak
tertahankan.. pengen garuk tapi harus ditahan.. :D
sekian dulu pengalaman sc dari
saya.. nanti dilanjut lagi ya bu ibu...
0 komentar:
Posting Komentar