Senin, 08 April 2019

Pengalaman Operasi SC akibat Gagal Induksi

Diposting oleh anandaadityan di 21.55 0 komentar
Hallo bu ibu, bunda bunda... disini saya mau berbagi pengalaman nih mengenai operasi sc akibat gagal induksi L.. jadi begini ceritanya..

selang 1 bulan setelah menikah, alhamdulillah kami diberikan kepercayaan untuk mengandung anak pertama. karena ini adalah pengalaman baru, kami antusias menjalani masa2 kehamilan pertama ini. dari mulai beli susu khusus ibu hamil, makanan yang bergizi dan setiap bulan cek rutin ke dokter SpOG untuk memantau perkembangan janin.

Setiap bulan kami selalu tak sabar ingin melihat perkembangan janin melalui USG, dan karena kami rutin maka dokter pun hafal betul perkembangan janinnya, dari mulai perkiraan berat badan, posisi janin, dll.

Tibalah di bulan ke 9 atau sekitar 37 minggu usia janin. ketika kontrol, saya diberi kabar bahwa berat badan janin di dalam perut termasuk besar dan sepertinya ukuran panggulku sempit sehingga khawatir tidak akan bisa melahirkan secara normal, sehingga dokter pun menyarankan agar saya melahirkan secara sc. saat itu perasaan campur aduk karena dari awal saya ingin benar2 melahirkan secara normal.

sesampainya dirumah, saya merasa sedih karena kepikiran ucapan dokter tadi mengenai operasi sc. akhirnya saya memutuskan untuk mencari second opinion, yaitu pergi ke dokter spog yang lain di klinik dekat dengan rumah.

ketika diperiksa, dokter spog yang di klinik ini menyatakan bahwa berat badan janin sekitar 3 kg sehingga cukup untuk melahirkan secara normal, dan disarankan untuk kontrol lagi sekitar 2 minggu yang akan datang. disitu saya merasa lega karena ada harapan untuk melahirkan normal.

Selama 2 minggu itu, saya rutin jalan kaki pagi2 dan olahraga agar persalinan lancar. kemudian setelah 2 minggu akhirnya saya kontrol lagi ke dokter spog yang di klinik, dan dokter bertanya apakah ada tanda2 akan melahirkan seperti mulas, kontraksi atau keluar flek? saya jawab tidak ada. akhirnya dokter memberikan surat rujukan ke rumah sakit dan menyarankan agar nanti pada tanggal yang sudah ditentukan saya segera ke IGD rumah sakit dengan membawa rujukan tersebut.

akhirnya waktu yang ditentukan pun tiba. saya dan suami segera pergi ke rumah sakit dengan membawa segala peralatan dan langsung menuju IGD. sesampainya di IGD saya kemudian dibawa ke ruang observasi dan dilakukan tindakan pemeriksaan. 

keesokan harinya, saya dilakukan induksi menggunakan kateter foley, yaitu memasukan kateter dengan balon khusus ke ujung leher rahim. Balon ini akan diisi air sehingga menekan leher rahim, yang kemudian akan merangsang pelepasan hormon prostaglandin dalam tubuh. Hal ini menyebabkan leher rahim melunak dan terbuka. kemudian saya disarankan untuk berjalan2 agar terjadi kontraksi. semalaman saya tidak bisa tidur karena merasakan mulas akibat pemasangan induksi.

keesokan harinya, ketika di cek pembukaan ternyata baru pembukaan 3 sehingga pada pukul 09.00  dilakukan kembali induksi lewat infusan menggunakan oxytocin. menggunakan induksi ini ternyata lebih mulas dan tidak ada jeda waktunya. ketika di cek pembukaan, ternyata sampai jam 3 sore baru sampai pembukaan 6 dan akhirnya pada pukul 19.00 saya menyerah agar induksi diberhentikan karena kondisi saya sudah lelah, lemas dan kesakitan, dan pasrah untuk dilakukan operasi sc cyto.

terjadi pro kontra memang pada saat itu. dari pihak rs menyarankan agar saya tetap dilakukan induksi dan bersabar, karena pembukaan sudah pembukaan 6. dari beberapa pihak keluarga pun sama membujuk agar saya tetap dilakukan induksi. namun dengan pembukaan yang tidak bertambah dan kondisi saya pun sudah lelah dan gelisah akhirnya saya dan suami tetap pasrah agar dilakukan segera sc cyto.

Jam 10 malam saya dibawa ke ruang operasi, dan karena kondisi saya sudah gelisah sekali akhirnya dilakukan bius total, kemudian saya tidak ingat apa2 lagi.

jam 12 malam saya siuman, yang pertama kali saya rasakan adalah kedinginan dan rasa perih di bagian perut. subhanallah ternyata begini rasanya operasi sc itu.. memang rasa mulas yang dahsyat sudah tidak ada, tapi berganti dengan rasa perih bagian perut, karena mungkin efek dari obat biusnya sudah mulai menghilang.

kemudian dari situ saya dipindahkan ke ruang rawat inap, dan belum sempat bertemu dengan bayi, karena bayi sudah lebih dulu dibawa ke ruang bayi terpisah. 

yang saya ingat perjuangan buat sembuhnya yatu, belajar miki mika (miring kiri miring kanan), belajar jalan, cek luka apakah sudah sembuh atau belum, dengan cara di bersihkan dengan alkohol dan dipencet2 kalau2 masih ada nanah atau darah yang keluar. ngilu2 gimana gitu... dan ketika luka nya sudah mulai mengering, rasa gatal tak tertahankan.. pengen garuk tapi harus ditahan.. :D

sekian dulu pengalaman sc dari saya.. nanti dilanjut lagi ya bu ibu...

 

AnandaAdityaN Template by Ipietoon Blogger Template | Gift Idea